Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Rosyani, M.S., akademisi dari Universitas Jambi yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Lingkungan Hidup LPPM UNJA, mengungkapkan bahwa kawasan mangrove di pesisir Tanjabbar memiliki setidaknya 10 spesies yang berbeda, menunjukkan tingginya keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.
“Potensi ini bukan hanya untuk konservasi, tapi juga membuka peluang ekonomi berbasis ekowisata, budidaya perikanan ramah lingkungan, hingga produk turunan mangrove,” jelas Rosyani.
Mewakili Bupati, Asisten Ekonomi Pembangunan Ir. H. Firdaus Khatab menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten menyambut baik inisiatif pengelolaan mangrove ini.
Ia menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan masyarakat lokal dan dunia usaha, menjadi kunci keberhasilan program.
“Ekosistem mangrove sangat vital. Pemerintah daerah siap mendukung dengan langkah nyata. Kami juga mendorong partisipasi swasta, agar pemanfaatan mangrove tak hanya lestari secara ekologi, tetapi juga memberi dampak ekonomi nyata bagi masyarakat pesisir,” ujar Firdaus.
Komentar