Menurut Mukti, memberantas atau mengurangi penduduk miskin itu bukanlah hal yang sederhana atau semudah membalikan telapak tangan, sehingga penurunan angka kemiskinan mencapai angka 1 digit lebih merupakan suatu prestasi yang sangat luar biasa.
“Hal ini juga diikuti oleh variasi lain yang direfrensikan kedalam angka kemiskinan juga mengalami penurunan, variasi angka kemiskian semakin mengecil yang menunjukan bahwa jika diberikan intervensi kebijakan pemerintah yang tepat,dalam memutus mata rantai kemiskinan di OKU akan bisa lebih efektif,” ujarnya.
Pada masa pandemic covid 19 kemarin, diakui Mukti semua daerah memgalami Shock, Ekonomi turun begitu juga pembangunan manusia yang terefleksi dari beberapa sektor khususnya kesehatan.
Menurut Muktim ada 3 komponen pembentuk IPM, pertama dimensi kesehatan, kedua Pengetahuan atau Pendidikan dan yang ketiga adalah daya beli atau ekonomi. Ketika terjadi pandemic tentunya dimensi kesehatan memgalami gangguan yang terjadi secara massif.
“Tapi jika kita lihat data pandemic mulai terjadi diakhir tahun 2019 IPM OKU msih meningkat dari tahun 2018, 2020 puncak terjadi pandemic IPM kita turun kemudian recovery situasi menajdi baik pada tahun 2021 meningkat 69,60 dan melejit ditahun 2022 dengan Predikat Tinggi, dan ini pertama kali selama OKU berdiri,” tandasnya.
Komentar