
HARIANRAKYAT.CO.ID – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) resmi berlaku pada hari ini (3/9/22) pukul 14.30 WIB.
Hal tersebut memantik reaksi penolakan dari kalangan mahasiswa di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
Seperti disampaikan Novri Helmi, selaku Formature Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Baturaja.
Dimana pihaknya akan segera membuat langkah dan pernyataan sikap, bahwa HMI Cabang Baturaja menolak keras kenaikan BBM bersubsidi ini.
Langkah tersebut menindaklanjuti surat PB HMI nomor 606/ A/ SEK/ 01/ 1444 H, perihal instruksi yang ditujukan pada HMI Cabang se-Indonesia.
Menurut Novri, imbas kenaikan BBM ini makin kompleks. Apalagi di Bumi Sebimbing Sekundang (julukan Kabupaten OKU).
Pasalnya, urusan pengawasan pada penyediaan BBM bersubsidi di daerah ini, pun belum tuntas. Masih ada saja oknum yang ngecor.
Oleh sebab itu, pada 1 September kemarin pihaknya mengikuti kegiatan FGD (Focus Grup Discussion) bersama Forkopimda OKU di Aula Abdi Praja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU.
Dalam pertemuan tersebut, dia menyampaikan bahwa harus ada langkah-langkah konkrit dari lintas elemen masyarakat dalam melakukan pengawasan penyediaan BBM bersubsidi supaya tepat sasaran, sehingga tidak terjadi konflik horizontal.
Artinya, ini perlu dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) khusus bersama lintas organisasi.
“Kami sebagai pelajar di Kabupaten OKU ini sering kali mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa masih banyak terjadi praktek penyelir/pengecor BBM subsidi di sejumlah SPBU yang ada OKU. Bahkan dalam diskusi waktu itu, salah satu pegawai SPBU Kemelak mengakui hal itu. Nah, ini harus kita awasi dan kita tindak tegas untuk dibawa ke ranah hukum agar ada efek jera,” tegas dia.
Selain itu, pihaknya menyarankan kepada Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Banuayu agar segera membuat langkah taktis terhadap Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan SPBU di OKU.
Sehingga stok dan penyaluran BBM bersubsidi ini, sambungnya, benar-benar tersalurkan pada masyarakat menengah ke bawah.
Menurutnya bila terjadi kecurangan dan stok yang tidak memadai, maka Pertamina TBBM Banuayu punya tanggung jawab moral kepada publik dan segera berkoordinasi kepada BPH Migas untuk segera mengawasi kejadian di lapangan.
“Apabila malpraktek terus terjadi pada SPBU di OKU, kami tidak akan segan-segan untuk berkunjung ramai-ramai ke kantor Pertamina di Banuayu menuntut agar Pimpinan Pertamina TBBM Banuayu agar segera dicopot dari jabatannya. Dan hal ini sudah kami sampaikan juga di depan bapak Zico Aldillah Syahtian langsung selaku perwakilan dari Pertamina TBBM OKU dalam Acara FGD pada Kamis lalu,” tegasnya.
Diketahui, pada hari ini pukul 14.30 WIB tadi, harga BBM resmi naik. Diantaranya; Pertalite yang semula Rp7.650 naik menjadi Rp10.000 per liter dan Bio Solar Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter, serta Pertamax Rp12.500 menjadi 14.500 per liter. (Fiq)