
HARIANRAKYAT.CO.ID – Sejumlah kepala sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) saat ini sedang melakukan studi banding ke Malang, Jawa Timur.
Informasi yang berhasil dihimpun, mereka ‘plesiran’ kesana selama sepekan. Berangkat kemarin siang (2/10/23) dan pulang Ahad (8/10/23) nanti.
Beredar kabar, bahwa sesungguhnya tidak semua kepala sekolah (kasek) mau meninggalkan tugas keseharian mereka demi bela-belain ikut studi banding itu.
Apalagi biaya untuk ikut kesana berasal dari kocek pribadi masing-masing, yang angkanya mencapai jutaan.
Namun karena diduga ada ‘paksaan’ dengan alasan wajib dari atasan mereka di Dinas Pendidikan (Disdik) setempat, membuat banyak kepala sekolah tak kuasa menolak untuk ikut.
Portal ini sempat menggali informasi guna mendapatkan fakta ke beberapa SDN di Baturaja, Selasa (3/10/23). Dan ternyata keluhan-keluhan tersebut benar adanya.
Seperti halnya saat portal ini melakukan penelusuran ke salah satu SDN di bilangan Jl Prof Ir Sutami Baturaja, Baturaja Lama Kecamatan Baturaja Timur, siang tadi.
Tatkala portal ini mempertanyakan dimana sang kepala sekolah, seorang guru yang berusia sekitar 48 tahun menjawab bahwa ibu kepala sekolah lagi keluar kota.
“Ada study banding kepala sekolah SD se kabupaten OKU ke Malang. Berangkatnya kemarin siang, sampai Senin depan (09/10/2023) baru masuk,” ujar ibu itu menjawab pertanyaan portal ini.
Ketika portal ini bertanya lagi dari mana dananya untuk berangkat? Ibu tersebut lantas menjawab begini;
“Dana dewek-dewek lah pak. Dan hukumnye wajib. Kalo dak melok diselesaikan kepala dinas (kadis),” ceplosnya blak-blakan.
Kemudian, portal ini juga sempat mencoba mendatangi salah satu rumah kepala SDN di OKU yang beralamat di Jl. Sultan Mahmud Badaruddin II, Kelurahan Baturaja Lama, Kecamatan Baturaja Timur.
Dan jawaban yang diterima dari tetangga yang bersangkutan juga sama. Bahwa kepala sekolah yang ingin kami temui sedang tidak berada di rumahnya.
“Ngatik pak, buk Tina lagi ke Jawe,”. “Kemana buk?”. “Nah kurang tau pak. Mahi siang peginyo,” begitulah kira-kira percakapan singkat wartawan portal ini dengan tetangga si ibu, bernama Tini (35).
Selanjutnya portal ini menghubungi salah satu kepala SDN lainnya yang ternyata tak berangkat. Dia mengaku tak bisa ikut lantaran sakit.
“Lagi sakit aku, dan ngadap langsung ke kadis. Dan dio (kadis) minta ganti wakil atau guru yang biso berangkat,” beber dia dihubungi via seluler.
Ketika ditanya berapa biaya studi banding, ibu itu menjawab bahwa satu orang sekitar Rp3.8 juta.
Menurut dia, jumlah duit itu tergolong murah. Sebab perjalanan pergi pulang selama 7 hari.
“Disitukan dapat makan, dapat baju. Hotel, transportasi dll,” ungkapnya sedikit mengelak.
Secara terpisah, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD, Drs Amrullah, belum bisa terhubung.
Ketika hendak dikonfirmasi tentang adanya pemberangkatan seluruh kepala sekolah SD se kabupaten OKU ini, nomor seluler yang bersangkutan dalam keadaan tidak aktif.
Sedangkan pesan WA yang dikirim sekira pukul 15.13 wib, belum dijawab kendati telah centang dua, tanda pesan kami terkirim.
Kadisdik OKU melalui Kepala bidang (kabid) SD, Hendri Wijaya, juga tak bisa dihubungi petang ini. Nomor yang bersangkutan juga dalam keadaan tidak aktif. (EP/tim)
Komentar