Dituturkan Ali, setelah itu limbah itu tak mengalir lagi. Namun, sejak awal Agustus lalu limbah kembali mengalir di aliran sungai Kandis dan jika hujan meluber hingga ke kebun miliknya, imbasnya banyak tanaman karet dan tanaman pinang nya yang mati akibat terkena limbah.
“Saya sudah 3 kali menyulam tanaman ini karena ketika di tanam, mati. Ditanam lagi, mati lagi. Jadi saat ini saya tanam dengan bibit yang asal asalan lantaran saya tak lagi mempunyai biaya untuk membeli bibit yang baik,” tutur Ali.
Ali menambahkan, disinyalir, limbah pabrik Mitra Ogan itu sengaja dibuang ke aliran sungai lantaran tak tertampung lagi oleh waduk penampungan. Parahnya, saat disampaikan ke pihak manajemen Mitra Ogan, mereka berdalih jika limbah itu tidaklah berbahaya.
“Jika tidak berbahaya, tidak mungkin pohon karet dan pinang yang saya tanam mati semua. Bahkan populasi yang hidup di air itu juga terancam. Sebab limbah ini telah menyatu dengan aliran air dan mengalir hingga kesungai Ogan,” tambahnya.
Ali berharap ada penyelesaian dari pihak PTP Mitra Ogan terkait permasalahan tersebut. Dikhawatirkan, jika kondisi seperti ini terus berlanjut, warga yang terdampak bisa saja melakukan hal yang tidak diinginkan.
Komentar