Maka dari itu pula, masyarakat pun harus berani mengungkapkan apa yang menjadi kebutuhannya kepada calon-calon pemimpinnya.
Di luar negeri sana, katakanlah di Amerika misalnya, urai Tito, mereka sudah tahu konsekuensi apa yang akan mereka dapat ketika memilih presidennya.
“Misal Donald Trump terpilih presiden, mereka sudah tahu pajak saya bayar sekian. Jika kita kembali ke skup kecil (kabupaten), maka pemimpinnya juga harus berani berjanji. Misalnya, dia berjanji bikin KTP-KK gratis, plus diantar ke rumah. Nah, itukan ada nilai lebihnya. Dan ini bisa kita tagih,” paparnya.
Atau contoh lain misalnya, dimana calon pemimpin nanti bikin program sekolah gratis. Walau sesungguhnya program itu masuk dalam program nasional, namun pemimpinnya tadi menawarkan nilai lebih. Yakni mengratiskan seragamnya pula.
“Nah, inikan terobosan namanya. Kalau mau pemimpin yang punya terobosan seperti ini, maka ayo kita dorong calon pemimpin di OKU untuk berjanji dengan program-programnya yang bisa kita tagih,” demikian Tito. (win)
Komentar