Kedua, minimnya Protokoler Acara: Tidak terlihat adanya petugas protokoler yang mengatur posisi Kades sebagai tamu undangan, membuat mereka terkesan diabaikan.
Ketiga, banyak Kades memilih pulang: Merasa tidak dihargai, sejumlah kepala desa memilih meninggalkan lokasi acara lebih awal.
Keempat, persiapan yang tak dihargai: Para kepala desa telah berkoordinasi dengan pihak Sekretariat DPRD (Sekwan), mempersiapkan atribut resmi. Namun ternyata kehadiran mereka seolah tak dianggap.
Kelima, minimnya fasilitas undangan: Para kades yang datang bahkan tidak mendapatkan perlakuan layaknya tamu undangan. Seperti cinderamata, snack, atau konsumsi lainnya.
Meski demikian, Delys menegaskan bahwa para Kades tetap menghargai jalannya acara dan tidak ingin mengurangi semangat peringatan hari bersejarah bagi Kabupaten OKU.
“Kami hadir karena cinta kami kepada OKU. Tetapi kami berharap ke depan penyelenggara lebih menghargai peran dan keberadaan Kades sebagai garda terdepan pembangunan di tingkat desa. Ini bukan pertama kali terjadi, dan kami berharap ini menjadi yang terakhir,” tutupnya. (ril/EP)









Komentar