oleh

Jadi Pemateri LK2 HMI, Yudi: Milenial Penentu Arah Demokrasi

Foto bersama usai penyampaian materi

Nah, kondisi ini menurutnya harus disadari oleh kaum milenial. Sebab ada potensi-potensi besar disana. Karenanya, harus bisa mengambil langkah dari dua jalan tersebut. Dipilih atau memilih!?.

“Kalau kita punya ide dan gagasan besar yang tak bisa ditampung oleh orang-orang di pemerintahan, atau ingin menjadi bagian dalam pembuat kebijakan, maka kita mesti gunakan hak untuk dipilih,” ujarnya.

Namun tentunya, dapat dipahami pula jika masih banyak orang yang ragu terjun ke dunia politik lantaran banyak pertimbangan-pertimbangan mendasar.

“Kalaupun ada yang merasa nyaman berada ‘diluar’ sistem, atau hanya melihat dan mengkoreksi, itupun tetap termasuk hak,” imbuhnya.

Pun juga, jika dua jalan diatas tadi (dipilih atau memilih,red) tidak digunakan, kata Yudi lagi, itu juga tetap hak.

“Misalnya kalau ada yang tidak datang ke TPS pada saat pemilihan, itu hal biasa. Pemerintah tidak bisa memaksakan. Dan yang bersangkutan tidak bisa dikatakan sebagai warga Negara yang buruk. Tapi itu adalah konsekuensi logis dalam demokrasi,” jelasnya.

Inti dari penjelasannya, Yudi mengajak kaum milenial membangun kesadaran kolektif. Bersikap aktif dalam memberikan masukan dan mengkritisi kebijakan pemerintah.

“Jangan hanya berdiam diri, namun berpikirlah kritis. Kita bisa ikut campur dalam pemilu untuk turut serta menghasilkan produk (pemimpin) yang berkualitas. Memang secara pragmatis politik tidak bisa dilawan, tapi jangan dihindari!,” demikian Yudi.

Pantauan portal ini, peserta LK2 terlihat antusias mendengarkan materi dari Yudi yang panjang lebar tersebut.

Baca Juga :  Hadirkan Wartawan, Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi ‘Diajari’ Nulis Berita

Komentar