
MDR-E 2.1 mengadopsi standar internasional terbuka, Professional Petroleum Data Model (PPDM) versi 3.9, dibuat dengan menerapkan Future Concept Integrated Federated (Digital – Physical Data). ‘
“Misal pada pengelolaan alih kelola Blok Rokan, data digital dikumpulkan di Pusdatin dengan data fisik masih ada di Riau,’’ jelas Anton.
Terdapat beberapa kelebihan dari MDR-E 2.1 antara lain kecepatan pelayanan data (download grup), kelengkapan metadata sesusai dengan yang ada PPDM 3.9 dan peningkatan data governance dengan pengembangan masa berlaku kerahasiaan data.
‘’Selain itu, dalam aplikasi MDR-E 2.1 terdapat fungsi interopabilitas dimana memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi, federasi dan dapat berkomunikasi dengan berbagai aplikasi pengolahan data migas serupa atau dari masing-masing KKKS dengan standard PPDM 3.9,’’ jelas Anton.
Agung Pribadi menambahkan, “Aplikasi MDR-E 2.1 ini dapat digunakan semua stakeholder migas yang harapannya juga akan meningkatkan industri migas di Indonesia,’’ tutup Agung Pribadi seraya meresmikan soft launcing MDR-E 2.1. dalam ajang The 45th Indonesian Petroleum Association Convention & Exhibition (IPA Convex) hari ini. (rel)
Komentar