oleh

Bikin Terpana! Yudi “Nyerocos” Pidato Isu Lingkungan Hidup di Hutan Kota Baturaja

Yudi Purna Nugraha saat berpidato di Hutan Kota Baturaja

** Kelebihan YPN, Piawai Pidato Tanpa Teks dan Sesuai Tema Secara Spontan

HARIANRAKYAT.CO.ID – Tidak cuma dikenal sebagai politisi muda pemberi solusi, Wakil Ketua DPRD Ogan Komering Ulu (OKU) Yudi Purna Nugraha SH, juga dikenal sebagai sosok yang berwawasan luas.

Pria yang namanya biasa disingkat YPN, juga piawai dalam berpidato. Ya.. Yudi mampu berbicara panjang lebar sesuai tema tanpa menggunakan teks, disertai narasi yang baik dan tertata.

Apapun acara yang dihadirinya, dan apapun temanya, secara spontan Yudi bisa menyesuaikan.

Ini nampak saat dirinya didaulat menyampaikan sambutan pada pembukaan Lomba Lintas Alam Hutan Kota (LLAHK) se Sumbagsel, yang dipusatkan Taman Hutan Raya (Tahura) atau Hutan, kemiling Baturaja, Sabtu (20/8/22) pagi.

Dengan mengenakan peci yang menjadi ciri khasnya, Yudi berdiri gagah di tengah komunitas pencinta lingkungan, sembari “nyerocos” bicara soal isu lingkungan hidup.

Dikatakan Yudi, hidup berdampingan dengan alam kalau berdasarkan kesepakatan internasional adalah untuk saling membutuhkan. Artinya manusia sebagai pelestarinya, dan alam itu sendiri untuk bertahan hidup.

Di Indonesia sendiri, menurutnya, isu lingkungan hidup sebenarnya terlambat hadir. Karena pemerintah kita bicara soal ini di medio 80-an.

“Tapi jauh dari situ, sudah lebih dulu,” ujar pria yang juga menjabat Ketua DPD PAN OKU.

Dengan agresifnya pembangunan yang tidak memikirkan lingkungan, ini juga jadi objek perhatian dunia luar.

“Seperti kita dengar, dulu ada keinginan Pemerintah mereklamasi Teluk Benoa. Tapi yang hadir adalah perjuangan antara manusia dengan pemerintah. Manusianya menolak rencana reklamasi itu, karena nelayan akan kesulitan mencari ikan apabila pantai telah diuruk. Tapi kedua belah pihak tidak berbicara bagaimana hak hidup ikan di lautan yang bebas,” papar dia.

Di bagian lain, sambungnya, kita dengar juga di Berlin yang menunda pembangunan pabrik Tesla lantaran diketahui ada kelompok ular Coronella Austriaca yang tengah hibernasi setiap musim dingin tiba.

Berkaca dari contoh-contoh itu, Yudi yang mewakili sahabat wisata hutan kota, mengajak segenap komunitas pencinta lingkungan, bersama-sama mendorong Pemkab untuk segera menetapkan wilayah tertentu sebagai ruang terbuka publik untuk memenuhi hak masyarakat.

“Karena ada hak masyarakat untuk menerima lingkungan yang baik,” ujar putra politisi senior di OKU, H M Zamzam.

Apalagi hal-hal yang mengancam kelestarian lingkungan, tambah Yudi, akan tetap terus terjadi. Melalui celah apapun.

Seperti misal, bagaimana Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan konsesi terhadap hutan-hutan adat.

“Saya dulu pernah menyambut pejalan kaki dari Suku Anak Dalam (SAD) Jambi. Terungkap bahwa lahan/ hutan adat mereka seluas 80 ribu sekian, diberikan konsesi oleh KLHK secara diam-diam. Dan mereka tidak dilibatkan,” jelasnya.

Artinya dari situ terlihat, bahwa perjuangan akan lingkungan hidup yang layak, semakin hari tantangannya semakin berat.

“Selain belum adanya pemikiran untuk memihak terhadap lingkungan hidup, di sisi lain agresifitas pembangunan dari sektor perkebunan, properti dan lain lain, itu terus berkembang. Sehingga mengancam lingkungan hidup itu sendiri,” imbuhnya.

Baca Juga :  Sambangi Perumda Tirta Raja, Warga Dua Kelurahan Sampaikan Keluh Kesah

Komentar