“Saya sudah cari ke RSUD OKU Timur, RS Charitas Belitang, hingga RSU Hermina Martapura semuanya penuh. Kami bingung harus bagaimana, padahal anak saya butuh perawatan serius,” ujarnya.
Menurut Parlin, bukan hanya dirinya yang kesulitan mendapatkan fasilitas kamar untuk merawat anaknya yang terkena DBD. Namun, salah satu Kades di Belitang II juga mengalami hal yang sama.
“Kades Tegal Besar di Kecamatan Belitang 2, Putu, nelpon saya. Katanya dia juga mengantar tiga warganya berobat karena terkena DBD, tapi tidak dapat kamar. Jadi sudah banyak warga di Belitang ini yang terkena DBD,” terangnya.
Dia menyayangkan, kurangnya persiapan pemerintah terhadap fasilitas kesehatan di rumah sakit, sehingga warga kesulitan mendapatkan pelayanan yang maksimal.
“Jujur saya sebagai warga menjadi resah. Bagaimana bisa rumah sakit banyak tapi fasilitasnya minim. Ini harus jadi perhatian pemerintah,” tegasnya.
Terpisah, Direktur RSUD OKU Timur, dr Sugihartono MSc ketika dikonfirmasi, membenarkan adanya peningkatan jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD OKU Timur.
Komentar