Selain itu, cuaca yang mendukung serta distribusi yang lancar membuat pasokan sayur meningkat, sementara daya beli masyarakat tidak sebanding.
Sebagai petani bayam, Wati mengharapkan adanya intervensi dari pemerintah agar harga sayur bisa stabil dan mereka tidak terus merugi.
“Kami butuh solusi, seperti bantuan dari pemerintah untuk pemasaran atau subsidi harga, agar kami bisa tetap bertahan,” harap Wati.
Sementara itu, penurunan harga sayuran juga berdampak ke pedagang di pasar tradisional.
Seperti di Pasar Inpres Martapura misalnya. Harga bayam yang semula Rp5000 per ikat kini turun di angka Rp4000 per ikat.
Begitu pula dengan harga kacang panjang yang biasanya dijual dengan harga Rp5000 per ikat kini turun di harga Rp3.000 per ikat.
Harga sayur sawi juga demikian, turun drastis sejak akhir Oktober dari Rp3000 menjadi Rp1000 per ikatnya.
Tidak hanya harga sayuran yang mengalami penurunan, harga cabai juga mengalami kondisi yang sama.
Hal ini dituturkan Aminah, seorang pedagang cabai di pasar yang sama. Kata dia, bahwa saat ini harga cabai merah keriting dan bawang putih mengalami penurunan.
Komentar