Itulah sebabnya, Indonesia butuh lompatan. Bukan sekadar menambah investasi atau membangun kawasan industri, tetapi merancang strategi ekonomi yang berdaulat. Kedaulatan pangan, energi, dan teknologi harus dijadikan prioritas negara—bukan sekadar proyek kementerian. Kita juga perlu memperkuat posisi dalam forum multilateral dan kawasan, bukan hanya sebagai peserta, tetapi sebagai pengarah agenda.
Retaknya globalisasi adalah momentum untuk bangkit. Bahwa keterhubungan dunia tidak cukup jika kita tidak punya kendali. Bahwa pertumbuhan ekonomi tidak cukup jika kita tidak punya arah. Dan bahwa menjadi bagian dari dunia bukan berarti menyerahkan kedaulatan.
Ekonomi hari ini bukan soal dagang, tapi soal kuasa. Dan dalam politik kekuasaan, mereka yang tidak siap akan selalu dikalahkan. (**)
Komentar