oleh

Aktivitas Blasting dan Pagar Beton SMBR Diduga jadi ‘Biang Kerok’ Kerusakan Lingkungan di Pusar

Lokasi WC yang amblas.

Eko Heriansyah, pegiat lingkungan sosial kemasyarakatan Desa Pusar, tegas menyebut bahwa bencana yang dialami warga Pusar jelas ada kaitannya dengan efek blasting.

“Getaran tanah yang disebabkan ledakan penambangan jadi masalah serius bagi wilayah terdekat. Ada mata air dekat wilayah terdampak itu. Namun karena terus-terusan kena efek blasting, airnya kemana-mana. Tanah jadi rapuh,” terangnya.  

Masri, salah satu anggota BPD Pusar menambahkan, bahwa keberadaan pagar beton yang menjadi pembatas areal SMBR dengan Desa Pusar juga turut memberi konstribusi penyebab banjir yang melanda desanya pada Mei 2024 lalu.

“Selain oleh faktor alam dan lain sebagainya, banjir yang terjadi di Desa kami pada Mei lalu juga disebabkan keberadaan pagar beton SMBR. Dulu, kalau desa kami banjir, airnya itu akan lari ke areal SMBR. Tapi karena sudah dipagar, airnya terhalang dan membanjiri desa kami,” beber Masri.

Baca Juga :  Modernisasi Peralatan, Tirta Raja Beli Pompa Distribusi dan Pompa Dosing Baru

Sebetulnya, lanjut Masri, hal ini sudah seringkali mereka sampaikan ke pihak SMBR. Mereka meminta di titik-titik tertentu, pagar beton SMBR tersebut dapat dilubangi. Tapi, sampai sekarang belum ada tindaklanjutnya. Parahnya lagi, kata dia, SMBR malah membikin tanggul.

Komentar