
Diketahui, bahwa lahan bukit yang terbuka di bagian atas itu masuk dalam wilayah Desa Tanjung Baru. Sementara sebagian area lereng ke bawah termasuk wilayah Kelurahan Kemelak.
Harian Rakyat juga menelusuri jalur yang sudah dibuka oleh alat berat dan menghubungkan dua wilayah tersebut.
Salah seorang warga di bawah bukit, pria berinisial BN, juga mengatakan bahwa beberapa bulan ke depan lahan itu akan dibangun perumahan. BN menambahkan, warga kerap terdampak banjir lumpur ketika hujan turun.
“Kalau hujan, lumpur dari atas bukit turun sampai ke halaman rumah, masuk sumur, dan menimbun jalan yang biasa kami pakai. Jadi jalannya licin sekali, susah dilewati,” keluh BN.
Menurut informasi yang diperoleh dari warga, lahan tersebut milik seorang bernama Duan yang berdomisili di Martapura, Kabupaten OKU Timur.
Warga menduga aktivitas penggusuran dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan terhadap permukiman di lereng bukit.
Selain pencemaran sumur dan akses jalan yang rusak, aliran anak sungai yang dulunya jernih kini berubah menjadi keruh bercampur lumpur. Sungai kecil itu sehari-hari digunakan warga sekitar untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya.
Komentar