“Saya sering ngisi solar untuk mobil di sini (SPBU perbatasan) untuk kegiatan sehari-hari. Seharusnya dengan uang Rp410 ribu, saya mendapat 60 liter solar. Tapi begitu saya bongkar ternyata kurang 10 liter. Saya kesal dan merasa dirugikan, makanya saya protes,” jelasnya.
Terkait kecurangan ini, pihak SPBU dengan disaksikan oleh pihak kepolisian dan konsumen yang dirugikan langsung melakukan pemeriksaan di mesin Nozel dengan alat ukur literan sebanyak tiga kali. Hasilnya, ternyata memang benar terdapat perbedaan jumlah takaran.
Terkait hal ini, Supervisor SPBU, Nur Rohman, tak bisa berkata banyak dan mengakui jika ada kekurangan pada takaran BBM di SPBUnya.
“Ini dikarenakan ada kesalahan sistem pada mesin nozel pengisian BBM. Kami sebenarnya setiap hari sudah melakukan pengecekan. Kita mohon maaf, namanya juga mesin mungkin sedang terjadi eror dan itu terjadi bukan karena kesengajaan,” kilahnya.
Bagaimana dengan konsumen memprotes karena merasa telah dirugikan?
“Ada lima konsumen yang merasa dirugikan, dan kita sudah mediasi serta mengganti kerugian mereka,” katanya.
Komentar