Adanya Profil Pelajar Pancasila juga tidak aneh lagi bagi kita, karena setiap kurikulum yang hadir dalam pendidikan kita sebetulnya adalah wujud dari upaya mencetak pribadi-pribadi yang Pancasilais.
Walaupun tidak secara tulisan dimuat dalam platform kurikulum seperti Kurikulum Merdeka ini, tetapi secara nyata terasa dalam pelaksanaan pembelajarannya. Penambahan Profil Pelajar Pancasila justru mempersempit makna dan interpretasi guru dan murid terhadap Pancasila itu sendiri.
Kurikulum Merdeka ini kemudian dalam gerakan sosialisasinya menggunakan tagline merdeka belajar. Konsepnya bahwa selama ini pembelajaran tidak student center dan berfokus pada ranah kognisi saja, Kurikulum Merdeka menekankan pada minatnya. Peserta didik tidak dipaksa untuk senang dengan pelajaran tertentu, misalnya peserta didik tidak begitu senang dengan pelajaran Matematika, maka kita harus menggali kompetensinya di mata pelajaran apa yang ia gemari kemudian kita kembangkan secara optimal.
Bagaimana jika peserta didik tidak minat dengan konten materi Agama? Apa solusinya? Justru dengan gerakan merdeka belajar ini malah kita mendegradasi kualitas pendidikan kita.
Komentar