
HARIANRAKYAT.CO.ID – Dari kursi di ruang kendali kapal penampung minyak mentah FSO (Floating Storage and Offloading) Arco Ardjuna, adegan demi adegan bergulir.
Bagai lengan, crane kuning-hitam melambai-lambai ibarat mengucapkan selamat tinggal. Cat biru kapal perlahan memudar menyatu dengan warna biru langit dan air laut.
Terdengar suara riuh rendah yang bersumber dari blok akomodasi kapal. Tampak lima kapal mengelilingi, dua di kanan, dua di kiri, dan satu di belakang.
Ruang kendali itu terletak di titik paling tinggi anjungan kapal. Selama 52 tahun, hanya puluhan personil yang pernah duduk di kursi ruang kendali FSO Arco Ardjuna. Mengomandoi, secara total, 4.350 kegiatan lifting minyak mentah.
Seperti saat kedatangannya, momen kepergian FSO Arco Ardjuna disambut antusias para kru pekerja.
Bertepatan dengan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Sabtu (17/08), General Manager Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Muzwir Wiratama melepas FSO Arco Ardjuna dengan membunyikan hand horn, dari atas Central Plant Flowstation yang berjarak sekitar satu kilometer dari FSO Arco Ardjuna.
Lengkingan panjang hand horn membahana, mengalahkan bunyi deburan ombak Laut Jawa. Kali ini, bunyi keras hand horn tersebut bermakna lain.
Komentar