Kata Firko, di awal kepengurusan sebagai Ketua PWI Sumsel, sangat berat.
Tantangan pertama, kondisi keuangan organisasi yang memprihatinkan, kondisi sekretariat yang tidak memadai kemudian komitmen dalam berorganisasi serta program yang belum terukur.
“Alhamdulillah akhirnya persoalan-persoalan bisa diatasi tentu bantuan seluruh pengurus dan pihak stakeholder yang sangat percaya dengan lembaga PWI, maka persoalaan finansial, kantor serta program PWI bisa diatasi,” ujar Firdaus.
Pada akhirnya, dia pun memutuskan untuk menerima amanah sebagai Direktur UKW dan melepas posisi Ketua PWI Sumsel.
“Karena secara konstitusi PWI tidak boleh merangkap posisi, jadi lebih memilih tantangan dan tugas serta tanggung jawab di Jakarta,” ujarnya.
Firko pun mulai melakukan pembenahan dari infrastruktur sosial dan starting dengan melakukan asesment psikotes bagi seluruh penguji yang telah berpraktik sebagai penguji cuma belum asesment psikotes.
Tentu hal ini membuat kontroversi. Namun dasar kuat untuk pembenahan akhirnya dilakukan.
Komentar