“Ya, harapan kita MBS Ahmad Dahlan ini dapat menambah muatan tambahan pada anak-anak. Sebab, mereka-mereka itu bermalam disini,” ujarnya.
Senada disampaikan Ketua PDM OKU, Marratu Fachri. Pria yang juga dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Baturaja (Unbara), ini menyebut bahwa pandemi covid-19 di OKU tidak begitu berpengaruh dengan lembaga pendidikan Muhammadiyah.
“Hanya metode pertemuannya saja yang mungkin berubah. Mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes),” katanya.
Kehadiran MBS Ahmad Dahlan ini menurut Marratu, adalah Lembaga Pendidikan Muhammadiyah pertama di OKU yang menganut sistem mukim (nginap).
Lembaga Pendidikan Muhammadiyah di OKU sendiri, dibeberkan Marratu, tercatat ada 15. Itu tersebar di beberapa desa dalam beberapa wilayah Kecamatan di OKU. Mulai dari tingkatan SD/ MI sampai tingkatan SMA.
“terkait dengan keberadaan MBS di Tubohan ini, harapan saya tentunya MBS dapat maju dan berkembang dengan sebaik-baiknya,” tandas dia.
Kepala MBS Ahmad Dahlan, Marzuki, menyebut bahwa sekolah yang ia pimpin tersebut sesungguhnya sudah lama berdiri. Terhitung sejak tahun 1987-an.
Komentar