oleh

Perusahaan Ini Tak Dikasih Modal Karena Dianggap Parasit, Kertas pun Beli Sendiri

M. Azman Fajar, Direktur Perumda BMG

HARIANRAKYAT.CO.ID – Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau. Pepatah ini menggambarkan kondisi Perusahaan Umum Daerah Baturaja Multi Gemilang (Perumda BMG) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

Ya. Nasib salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten OKU yang saat ini dipimpin M Azman Fajar, itu dalam kondisi prihatin lantaran minim perhatian dari Pemkab setempat.

Tidak ada dana penyertaan modal yang digelontorkan Pemkab OKU. Alasannya, lantaran trauma dengan direktur-direktur sebelumnya.

Bahkan perusahaan ini sudah dianggap parasit. Arti kata, hanya jadi beban daerah karena tidak menghasilkan apa-apa.

Dan Direktur sekarang, yakni Azman, tidak ‘bergaji’ sejak ia dilantik pada 23 September 2022 lalu sampai saat ini.

“Boro-boro gajian, dana operasional saja tidak ada. Untuk kertas pun kami beli sendiri,” ungkap Azman saat dibincangi belum lama ini.

Azman sendiri sebetulnya tak begitu merisaukan belum menerima gaji. Karena hal ini sudah menjadi komitmen dia.

“Saya komitmen tidak terima gaji sebelum perusahaan jalan. Cuma tidak nyangka kalau biaya kantor juga tidak ada,” selorohnya.

Sebenarnya dibeberkan Azman, sudah banyak tawaran yang mengajak kerjasama. Tapi pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyambutnya.

Seperti contoh, pernah ada tawaran kerjasama di bidang angkutan dan pertambangan batubara.

“Itu tidak bisa kita lakukan karena tidak ada izin. Nah, untuk bikin izin kita butuh uang. Tapi uangnya kita tidak punya,” sebutnya.

Kemudian, ada lagi yang ngajak bisnis kelola sampah jadi hebel pasir kuarsa.

“Ini pun tidak jadi. Karena debit sampah kita kurang dari 200 ton sehari. Jadi batal,” ujarnya.

Lalu ada pula yang bersedia mengajak berbisnis pertashop. Lagi-lagi tawaran ini batal lantaran tak sesuai dengan lokasi yang diberikan.

“Awalnya diberi Bupati di lokasi A. Sementara BKAD menunjuk lokasi B. Jadi batal lagi. Karena kalau mereka menuruti lokasi yang ditunjuk BKAD, mereka harus ngurus lagi dari nol,” jelasnya.

BMG sendiri ditegaskan Azman, akan tetap bertahan dan akan terus berjalan di tengah keprihatinan ini.

Salah satu caranya, dengan memulai bisnis tanpa modal. Contohnya mendirikan Gemilang Wisata (semacam agen tour wisata).

“Walau sedikit, kita tetap dapat dari situ. Dan peluang lain tetap terus berdatangan. Cuma belum cocok saja,” katanya.

Lanjut Azman, bahwa Bupati dalam upaya membantu BMG sebetulnya tidak kurang. Dia memberi jalan.

“Tinggal persoalannya di kami. Boleh atau tidak. Karena untuk mengurus perizinan-perizinan tidak gampang,” imbuhnya.

Nah, yang perlu dilakukan sekarang sambung Azman adalah langkah penyelamatan.

Sebab, BPK telah memberikan opsi-opsi terhadap keberadaan BMG kalau dinyatakan bangkrut.

Kalau tidak salah, dibeberkan Azman, ada 5 poin. Jika tidak bisa diselamatkan, BMG akan direstrukturisasi, penggabungan dan atau penutupan.

“Sejak berdiri tahun 2011 sampai sekarang, BMG ini dianggap merugi. Jadi BPK menyarankan beberapa hal. Cuma kalau menurut saya, sangat disayangkan kalau perusahaan ini ditutup. Sebab bikinnya sekarang tidak segampang seperti 10 tahun lalu,” tandasnya.

Azman mengajak Pemkab setempat untuk terus memikirkan bagaimana BMG ini dapat tetap eksis.

Sehingga kelak dapat memenuhi harapan untuk menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi OKU sendiri. (win)

Baca Juga :  Bahayakan Pengendara, Jalan Berlubang di Jembatan Ogan II Cuma Ditimbun Krokos

Komentar